Najib Buat Onar, Malukan Malaysia Di Luar Negara

| comments

Untuk Perhatian umum, kisah najib dan kapal selama bukan direka-reka ceritanya, seperti umno mereka cerita terhadap Anwar, terhadap Azmin dan ramai lagi pemimpin pembangkang.

Kisah panas kapal selam tak boleh tenggelam kini menjadi tajuk paling tip -top, kisah kapal selam pun menjadi kisah paling flip -plop bukan hanya pada najib, tapi zahid hamidi pun dengar antara yg kene tempias, jika tidak kenapa zahid hamidi pun dok sibuk pasal kisah kapal selam nei.

Najib dan Zahid hamidi dikhabarkan antara 2 orang yang akan diusung ke mahkamah Perancis berhubung dengan skandal Kapal selam yang hebat tapi tak boleh menyelam.

Puak umno nak kata apa lagi kali ni, nak kata "ohh ini bohong, ini isu yang diada-adakan", ini bukan kisah bohong sebab kes ini sedang dibicarakan di mahkamah negara perancis, orang umno baca utusan dan tengok TV3 je tak tahu sebab cerita ini disembunyikan.

Kisah najib memalukan negara ini dah diketahui negara luar, seperti yang disiarkan oleh negara jiran kita, baca dibawah.

Pengadilan Prancis telah memulai penyelidikan tentang dugaan suap sebesar USD 200 juta setara Rp 1,8 triliun yang dilakukan Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Tun Razak dalam pembelian dua kapal selam serta kasus pembunuhan model asal Mongolia oleh pengawal pemimpin Negeri Jiran itu.

Roger le Loire dan Serge Tournaire adalah hakim yang bakal memimpin penyelidikan kasus itu. Keduanya adalah spesialis dalam menangani investigasi kasus korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia, seperti dikutip surat kabar the Vancouver Sun, Minggu (7/5).

Kedua hakim itu bakal menyelidiki apakah betul perusahaan senjata Prancis, DCNS, dan mitranya, Thales International, telah menyuap pemerintah dalam pembelian dua kapal selam tipe Scorpene oleh Malaysia pada 2002. Mereka memperkirakan investigasi itu bakal berlangsung selama dua tahun, termasuk pengumpulan bukti dari Kepolisian Prancis.

Kesepakatan pembelian kapal selam itu terjadi saat Najib Razak masih menjabat menteri pertahanan. Waktu itu, penyelidikan difokuskan kepada teman dekat dan seorang penasehatnya di kementrian, yakni Abdul Razak Baginda.

Pemerintah Prancis menyatakan saat itu, baik Najib Razak dan Razak Baginda, sangat tertarik dan menyetujui pembayaran kepada perusahaan senjata DCNS.

Pada tahap pertama, perusahaan Perimekar membayar uang senilai Rp 1,3 triliun kepada perusahaan senjata Prancis. Dalam laporan keuangan, mereka mencantumkan pembayaran itu sebagai "cadangan logistik." Perimekar adalah perusahaan yang dimiliki oleh Razak Baginda dan istrinya, Mazalinda.

Penyelidik juga mempertanyakan pembayaran tahap dua senilai Rp 422 miliar oleh perusahaan Terasasi, karena status tempat operasi perusahaan ini janggal. Mereka didirikan di Malaysia, dan malah terdaftar di Hong Kong, menurut majalah online Asia Sentinel, tepatnya berpusat di Distrik Wan Chai. Ayah Razak Baginda, Abdul Malim Baginda, menjabat direktur Terasasi.

Setelah terjadi peristiwa pembunuhan model dan penerjemah asal Mongolia Altantuya Shaariibuu pada 2006, kasus pembelian kapal selam itu mulai sering diperbincangkan.

Pada 2004, Altantuya menerima pekerjaan dari Razak Baginda sebagai penerjemah dan terlibat dalam negosiasi pembelian kapal selam Scorpene. Razak Baginda juga berselingkuh dengan Altantuya, tapi dia tidak mengakuinya. Tidak lama kemudian, model cantik itu ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala, dan tubuhnya dihancurkan dengan bahan peledak C4.

Dalam surat yang ditemukan setelah Altantuya meninggal, dia meminta uang USD 500 ribu atau setara Rp 4,5 miliar. Jika tidak, dia mengancam bakal buka mulut tentang kesepakatan pembelian kapal selam itu.

Namun, baik Razak Baginda maupun Najib Razak, mengelak dari tuduhan itu. Malah dua pengawal pemimpin Malaysia itu, yakni Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umar, yang dituduh telah menghabisi perempuan cantik itu. Keduanya sudah menjalani persidangan dan dijatuhi hukuman mati. Saat ini mereka masih mengajukan banding.

Kini, keluarga Altantuya dan beberapa pengacara publik Malaysia menaruh harapan agar penyelidikan Pemerintah Prancis bisa mengungkap skandal itu, karena mereka sudah tidak percaya lagi dengan proses hukum di Malaysia.

Tetapi Pemerintah Prancis menegaskan hanya akan menyelidiki kasus dugaan suap dalam pembelian kapal selam Scorpene, dan tidak mengurusi kasus pembunuhan Altantuya.

Masyarakat pro demokrasi Malaysia yakin kalau penyelesaian kasus ini sengaja diulur-ulur sampai setelah pilihan raya atau pemilihan umum, yang diperkirakan berlangsung Juni mendatang, agar rezim berkuasa bisa menekan proses hukum saat ini dan mempertahankan loyalitas pengawal kepresidenan.
 
Ohh rupanya altantuya dibunuh kerana jika tuntutan al-tantuya tidak diberi, altantuya akan buka mulut terhadap suapan rasuah itu.

Nampaknya walaupun altantuya dah mati kene tembak dan bom, ( untuk perhatian rekod masuk al-tantuya dalam negara juga dipadamkan, (siapa yang ada kuasa bagi arahan padam rekod kemasukkan ?)), tapi isu itu tak hilang, ia akhirnya terbongkar juga.

Satu soalan, najib dan Zahid kata diorang tak mahu pergi pun kalau dipanggil, so macam mana kita ada menteri dan perdana menteri yang tak hormat undang-undang?, adeh.. malu ada Pm macam ni



Jom Follow Twitter "tukanglawan" dan Facebook Page Untuk berita terkini
Anda boleh menyalin artikel yang disiarkan tanpa halangan, sila letakkan link blog "tukanglawan jika sudi, semoga maklumat dan informasi dapat disampaikan kepada semua . Anda juga digalakkan share artikel ini di Facebook, twitter, forum atau apa juga medium sebaran. jika ada saranan dan pendapat, e-mailkan ke infotukanglawan@gmail.com , silakanlah juga tinggalkan komen anda dibawah

. .
Share this article :

Catat Ulasan

Sila berikan komen anda dengan sopan.

 
Support : Copyright © 2011. "tukanglawan" - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger. Stats by Feedjit